Mengenal PTSD Lewat Drama China Go Ahead
Infobunda.id- Bunda pernah mendengar PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)? PTSD adalah salah satu gangguan kejiwaan yang diderita seseorang setelah mengalami peristiwa traumatis.
Isu gangguan pasca trauma ini banyak diangkat menjadi tema film atau drama. Namun peristiwa traumatis yang paling sering diangkat sebagai pemicu PTSD ini adalah perang. Padahal kecelakan yang menyebabkan kehilangan orang terkasih juga merupakan salah satu faktor yang dapat membuat seseorang mengidap PTSD.
Salah satu drama yang mengangkat isu PTSD adalah Go Ahead. Drama keluarga asal Negeri Tirai Bambu ini menceritakan tentang kehidupan 3 anak muda yaitu Li Jianjian, Ling Xiao, dan He Ziqiu yang tumbuh dengan kenangan buruk akibat orang tua yang menderita PTSD.
Adalah Chen Ting, Ibu Ling Xiao mengidap PTSD usai kematian putrinya yang masih berumur 3 tahun. Ia menyalahkan dirinya atas kematian putrinya. Perasaan bersalah membuatnya trauma hingga berkembang menjadi stress.
PTSD umumnya memiliki beberapa gejala yaitu kenangan yang mengganggu, menghindari, dan mati rasa emosional, serta kecemasan atau emosi. Diagnosis PTSD dapat ditetapkan jika seseorang memiliki gejala tersebut selama lebih dari satu bulan.
Chen Ting, memiliki semua gejala tersebut. Ia terus terganggu dengan kenangan akan kematian putrinya, ia juga menghindari segala hal yang dapat mengingatkannya pada putrinya. Ia begitu mudah marah dan melampiaskannya pada Ling Xiao.
Dampak PTSD
Puncaknya, Chen Ting meninggalkan Ling Xiao. Namun bukan berarti masalah selesai, karena sejak peristiwa tersebut Ling Xiao pun mengalami masalah kejiwaan. Ia menderita gangguan kecemasan dan insomnia.
Apa yang Ling Xiao alami adalah beberapa dampak yang bisa dialami anak ketika orang tua mengidap PTSD. Jika saja ayah Ling Xiao bisa menjadi support system bagi Chen Ting maka mungkin ia akan dapat sembuh.
Sayangnya sampai akhir pun Chen Ting tidak mendapatkan dukungan dan terus menerus berkubang pada traumanya hingga tanpa sadar ia juga menciptakan trauma pada anaknya.
Jumlah penderitaPTSD cukup tinggi
Sekitar 7,7 juta orang dengan usia di atas 8 tahun diprediksi mengidap PTSD oleh National Institutes of Health Amerika Serikat. Sayangnya hanya sebagian kecil saja yang menerima bantuan dari tenaga profesional. Selain itu, orang dengan PTSD cenderung memiliki intensi atau niat untuk bunuh diri.
Pencegahan PTSD
Penanganan PTSD harus melibatkan tenaga ahli. Namun pencegahannya dapat dilakukan oleh orang terdekat. Inilah mengapa keluarga berperan penting dalam diagnosis awal PTSD. Sebab keluarga adalah lingkungan terdekat di mana setiap orang menumpahkan keluh kesahnya. Anggota keluarga yang penuh empati adalah kunci dalam pencegahan PTSD.
Kepedulian pada anggota keluarga bukan hanya tentang fisik dan materi saja. Tapi juga kondisi psikis. Apalagi jika ada anggota keluarga yang baru mengalami kejadian yang memungkinkan meninggalkan trauma. Maka sudah seharusnya anggota keluarga mendampingin dan memberikan dukungan.
Editor: Yulikhah