Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Resign Kerja Usai Menikah
Infobunda.id- Belakangan ramai utas tentang susahnya wanita usia 30an yang ingin kembali kerja setelah menikah. Kesempatan karier untuk perempuan menikah dan punya anak di Indonesia ternyata cukup kecil.
Padahal banyak wanita yang memilih untuk berhenti kerja untuk mengurus keluarga. Apalagi bagi ibu baru, pertimbangan untuk berhenti kerja.
![]() |
Andrea Piacquadio/pexels.com |
Oleh karenanya harus ada pertimbangan matang sebelum memutuskan resign kerja usai menikah. Berikut adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum resign kerja.
1 Hilangnya penghasilan sendiri
Pertimbangan pertama ketika ingin resign adalah hilangnya penghasilan sendiri. Ketika seorang ibu bekerja maka sudah pasti ia akan mempunyai sumber penghasilan sendiri.
Akan tetapi setelah resign, maka sumber penghasilan akan hilang. Alhasil harus mengandalkan nafkah dari suami untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk untuk membeli keperluan pribadi.
Tentunya jika nafkah dari suami mencukupi maka tak akan ada masalah dengan hilangnya penghasilan sendiri. Sebab semua kebutuhan sudah tercover dengan pendapatan dan nafkah suami.
2 Keuangan Keluarga
Kondisi finansial keluarga menjadi salah satu hal sensitif dalam rumah tangga. Sebab, ketika keuangan keluarga tidak baik maka akan muncul berbagai konflik lain.
Jika kondisi keuangan keluarga pas-pasan maka resign kerja perlu dipertimbangkan kembali. Pasalnya nafkah dari suami bisa jadi tidak mampu mencukupi semua kebutuhan.
Jika pun mampu mungkin akan sulit untuk menyisihkan uang sebagai tabungan. Terlebih kebutuhan merawat anak tidaklah sedikit ada banyak variabel pengeluaran yang perlu diperhatikan.
3 Kemunduran karier
Pertimbangan lain yang tak kalah penting adalah kemunduran karier. Secara otomatis ketika resign kerja maka karier yang dibangun selama ini akan berhenti dan bahkan mengalami kemunduran karena tak lagi diperjuangkan dan dilakukan.
Padahal karier itu sudah dibangun sekian lama dengan bekal pendidikan terbaik yang sudah dilewati bertahun-tahun. Namun, jika tidak masalah melepas karier dan tidak akan ada penyesalan, maka tak ada alasan untuk ragu keluar dari pekerjaan demi mengurus keluarga.
4 Perubahan psikologis
Kondisi psikologis perempuan yang bekerja di ruang publik dan ranah domestik jelas berbeda. Di ruang publik, perempuan akan berkutat dengan pekerjaan dan karier.
Tapi di ranah domestik fokus pikiran perempuan akan lebih besar pada urusan rumah tangga. Perbedaan kondisi ini bisa jadi tidak bisa dengan mudah diatasi.
Oleh karenanya kesiapan mental harus diperhatikan pula sebelum mantap meninggalkan dunia kerja untuk fokus pada ranah domestik.
5 Peluang kembali bekerja
Bagi seorang ibu yang sudah berhenti kerja satu atau dua tahun untuk mengurus anak tidaklah mudah jika ingin bekerja kembali. Waktu vakum selama 2 tahun sudah cukup membuat skill menjadi tumpul.
Tak hanya itu, usia pun menjadi soal. Karena di Indonesia umumnya usia yang diinginkan oleh HDR bagi perempuan berkisar antara 25-28 tahun. Jadi, bagi ibu yang ingin kembali bekerja setelah menjadi ibu rumah tangga cukup sulit.
Lima hal tadi bisa menjadi pertimbangan sebelum resign kerja. Pertimbangan-pertimbangan tadi bisa lebih mudah dipahami lewat beberapa pertanyaan berikut.
Apakah tidak masalah hanya menerima jatah nafkah dari suami? Yang artinya kebutuhan pribadi seperti kosmetik atau pakaian harus dinomorduakan untuk kebutuhan keluarga?
Apakah kondisi keuangan keluarga akan baik-baik saja dengan sumber penghasilan tunggal dari suami? Cukupkah penghasilan itu untuk mencukupi semua kebutuhan termasuk pendidikan, dana darurat, dan hiburan?
Tidak masalah kah melepas karier yang susah payah diraih? Tidak masalah melepas mimpi yang dikejar selama ini?
Siapkah mental dan psikologis untuk berkukat sepenuhnya dengan kehidupan sebagai ibu rumah tangga?
Apakah akan tetap ada peluang untuk kembali bekerja? Seberapa besar peluang tersebut?
Nah, itulah beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang ibu sebelum memutuskan untuk resign kerja.