Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mengenal Stunting, Penyebab, dan Dampaknya

Infobunda.id- Stunting menjadi salah satu isu yang turut disorot dalam visi misi capres dan cawapres pemilu 2024. Sebab sampai saat ini tingkat stunting di Indonesia masih tinggi dan menjadi masalah yang harus segera ditemukan solusinya.


RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Lantas apakah sebenarnya stunting?

Pada tahun 2015 lalu, WHO merumuskan stunting sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diakibatkan kekurangan gizi kronis serta infeksi berulang dan ditandai dengan tinggi badan anak di bawah standar. 


Masih menurut WHO, stunting kemudian diartikan sebagai kondisi tubuh pendek atau sangat pendek yang diukur menurut usia berdasarkan standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. Hal ini disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak maksimal atau karena adanya infeksi berulang yang terjadi selama seribu hari pertama kehidupan.


Apakah semua balita pendek  pasti stunting?

Meski pendek jadi salah satu ciri stunting, tapi tidak semua balita yang pendek itu stunting. Oleh karenanya status stunting perlu diagnosis dokter anak. Dan anak yang stunting sudah pasti pendek. 


Dampak stunting 

Stunting membawa dampak kesehatan serius bagi anak yaitu anak gagal tumbuh dan membuat perkembangan kognitif dan motorik terhambat. Selain itu saat dewasa, anak-anak yang stunting akan mengalami gangguan metabolisme. Kemudian resiko terkena penyakit diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, akn jauh lebih tinggi.


Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh sejumlah faktor yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Ini adalah beberapa faktor penyebab stunting.

- Asupan kalori dan protein hewani yang tidak terpenuhi baik karena kondisi ekonomi atau karena tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah dari orang tua tentang pemberian makanan pada bayi dan balita. 


- Faktor lain adalah penelantaran, budaya, ketersediaan bahan makanan setempat, penyakit jantung bawaan, alergi susu sapi, berat badan bayi saat lahir rendah, kelainan metabolisme bawaan, infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk 


Apakah stunting bisa dicegah?

Stunting jelas sangat dapat dicegah dengan sejumlah penanganan. Nah, berikut beberapa tips untuk mencegah terjadinya stunting. 

Bagi Remaja Putri: Dilakukan skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.


Selama Masa Kehamilan: Rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Memenuhi asupan nutrisi dan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.


Bagi Balita: Inisiasi Menyusui Dini (IMD), rutin melakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala. Serta melakukan imunisasi dasar lengkap dan lanjutan. Pemberian ASI eksklusif selama anak berusia 6 (enam) bulan dilanjutkan MPASI yang sehat dan bergizi.


Semoga informasi tadi dapat membantu dan meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tentang bahaya stunting.