Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kenali Gaya Parenting Otoriter dan Dampaknya

Infobunda.id - Tahukah Bunda, kalau gaya parenting itu ada beragam mulai dari Otoritatif, Otoriter, Permisif, hingga Neglectful. Biar makin paham, yuk simak penjelasan soal model parenting otoriter.


Ilustrasi Gaya Parenting Otoriter. (Infobunda.id/pexels.com)


Gaya Parenting Otoriter

Pola asuh otoriter merupakan gaya pola asuh di mana orang tua selalu mengacu pada aturan, kepatuhan, dan kontrol terhadap anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini cenderung mempunyai harapan tinggi pada anak.


Mereka juga akan kurang dalam memberikan ruang bagi anak untuk mengungkap pendapat dan negosiasi. 


Ciri-ciri Orang Tua Otoriter:


Aturan yang diterapkan kaku: orang tua seringkali tidak memberikan pengecualian karena aturan yang ditetapkan kaku dan tidak bisa dilonggarkan.


Hukuman Fisik atau Emosional: orang tua sering memberikan hukuman fisik atau emosional agar aturan bisa ditegakkan.


Komunikasi Satu Arah: model komunikasi yang terjadi dalam pola asuh otoriter adalah satu arah. Artinya anak hanya menjadi pendengar dari aturan orang tua tanpa punya peluang untuk berbicara dan menanggapi.


Kurang Kasih Sayang: Orang tua yang otoriter cenderung kurang memberikan kasuh sayang kepada anak.


Kemandirian Anak Rendah: Anak yang diasuh dengan pola asuh otoriter cenderung memiliki kemandirian yang rendah. Mereka bahkan sulit mengambil keputusan sendiri.


Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak

Kurang percaya diri

Takut pada otoritas

Kurang kreatif

Masalah emosional

Sulit berinteraksi sosial


Mengapa Pola Asuh Otoriter Perlu Dihindari?

Pertumbuhan emosi dapat terhambat

Hubungan orang tua dan anak jadi lemah

Memicu perilaku negatif


Alternatif Pola Asuh

Salah satu gaya parenting yang bisa diterapkan untuk mengganti gaya parenting otoriter adalah otoritatif. Pola asuh otoritatif menggabungkan disiplin dan kasih sayang. Tetap ada aturan dan batasan yang jelas dari orang tua tapi anak tetap diberikan ruang untuk memberikan alasan dan bernegosiasi.