Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Review: Pelajaran Hidup dari Drama When the Weather is Fine

Pelajaran hidup dari drama When the Weather is Fine - When the Weather is Fine merupakan salah satu drama Korea Selatan yang tayang 2020 silam. Dibintangi oleh Park Min Young dan Seo Kang Joon, drama ini berkisah tentang Mok Hae Won dan Lim Eun Seop yang kembali bertemu saat musim dingin.



Hae Won merupakan pemain Cello dan guru musik di Seoul, namun pekerjaannya sebagai guru membuatnya tidak bahagia. Ia memutuskan kembali ke kampung halamannya dan tinggal di Rumah Hodu -penginapan peninggalan neneknya. Di sana, kenangan masa lalunya mulai terkuak dan ia pun memulai kenangan baru dengan Eun Seop, teman semasa SMAnya yang kini membuka sebuah toko buku. Toko Buku Goodnight milik Eun Seop inilah perjalanan kisah Hae Won dan Eun Seop ‘kembali’ dimulai.

Hae Won adalah cinta pertama Eun Seop yang bahkan belum pernah dimulainya. Selama 16 episode, drama ini menyuguhkan alur cerita yang cukup lambat. Romansa antara Hae Won dan Eun Seop pun berjalan perlahan. Cinta Eun Seop pada Hae Won diceritakan dengan alur mundur. Meski memiliki alur lambat dan tidak menyajikan romansa yang menggebu apalagi picisan, namun drama ini sangat layak untuk ditonton.

Lika-liku kehidupan keluarga dan bermasyarakat -yang juga dapat ditemui di Indonesia cukup berharga untuk direnungkan- dihadirkan dalam drama. Tentunya pelajaran berharga itu akan dapat ditemukan jika kita fokus pada jalan cerita bukan hanya pada wajah tampan Seo Kang Joon.

Ada lima hal yang paling berkesan setelah menamatkan drama ini, dan tentunya dapat menjadi bahan renungan.

Penghianatan Selamanya Akan Meninggalkan Luka

Diceritakan dalam drama ini bahwa Mok Hae Won membenci salah seorang temannya. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu kebencian Hae Won pada Bo Yeong masih sama. Hae Won sama sekali tidak memberikan kesempatan pada Bo Yeong untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi di masa lalu.

Bagi Hae Won kesalahan Bo Yeong bukanlah kesalahpahaman, melainkan pengkhianatan atas kepercayaan yang telah Hae Won berikan padanya. Pengkhianatan Bo Yeong menghancurkan persahabatan mereka, meski Bo Yeong berharap Hae Won dapat memaafkannya setelah tahun berlalu, namun luka di hati Hae Won tetap membekas.

Di sini, dapat dilihat bahwa sebuah kesalahan akan selalu dinilai dari sudut pandang berbeda. Bagi Hae Won kesalahan Bo Yeong sangat besar namun sebaliknya bagi Bo Yeong itu hanya sebuah kesalahan yang tidak dimaksudkan untuk dilakukannya. Itulah mengapa penghianatan akan selamanya meninggalkan luka. Bahkan meski waktu telah berlalu. Dua sudut pandang yang berbeda itu akan selalu berseberangan dan terhalang luka.


Orang Tidak Akan Tahu Apa yang Kau Rasakan Jika Kau Tidak Mengatakannya

Hampir semua tokoh dalam drama ini digambarkan sebagai orang yang sulit untuk mengungkapkan perasaannya. Kecuali Hae Won tentunya, ia digambarkan sebagai perempuan yang berani untuk berterus terang, meskipun ada beberapa hal yang juga ia sembunyikan.

Eun Seop hanya berani mengungkapkan kata hatinya melalui unggahan blog pribadi Toko Buku Goodnight. Shim Myeong Ju dan Shim Myeong Yeo -Ibu dan Bibi Hae Won pun tidak dapat mengungkapkan cinta dan kepeduliannya pada Hae Won. Bahkan Jang Woo (Lee Jae Wook), meskipun perasaannya tergambar jelas dari perilakunya namun tidak ada kata yang keluar dari mulutnya untuk mengungkapkan ekspresi perasaannya.

Sepanjang drama ini, kalian mungkin akan dibuat geregetan dan sibuk ‘nyinyir’ tinggal ngomong aja apa susahnya. Tapi nyatanya, bagi sebagian orang mengungkapkan perasaan bahwa mereka peduli, berterima kasih, dan menyesal tidaklah mudah. Dan begitulah yang dialami para tokoh When the Weather is Fine.

“Beberapa hal tidak akan diketahui, orang lain tidak akan tahu kecuali jika kau mengatakannya” -Shim Myeong Yeo-

Untungnya, di akhir drama ada kalimat nampol dari Shim Myeong Yeo seperti di atas. Terkadang mengungkapkan perasaan pada orang-orang terkasih perlu dilakukan. Sebab, kepedulian yang ditutupi seringkali menimbulkan kesalahpahaman. Tak hanya itu, ungkapan perasaan juga akan dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi beberapa orang. Meski mungkin canggung dan memalukan, setidaknya patut dicoba, ungkapkanlah rasa sayang dan cintamu jangan menyesal, karena sesal selalu terlambat datang.


Gosip Akan Terus Ada Tapi Bukan Berarti Kamu Harus Takluk pada Gosip Itu

Seperti di Indonesia, gosip pun tidak lepas dari drama ini. Bersetting di kota kecil, hampir tidak ada rahasia di sana. Semua orang saling mengenal dan mengetahui rahasia masing-masing. Bahkan ketika orang lain telah berbuat baik, hal itu tidak menjaminnya terhindar dari gosip. Eun Seop membuktikan hal tersebut. Entah sudah berapa kali ia menolong warga yang tersesat di gunung, tapi ia pun tetap menjadi sasaran gossip sebagai anak yang sudah sepantasnya menderita dan dikasihani.

Orang-orang mengasihaninya sebagai pemuda yang menyedihkan dan menderita karena masa lalunya. Namun, dalam diamnya, Eun Seop bertanya pada dirinya sendiri apakah karena orang menganggap hidupnya menyedihkan, maka ia pun harus merasa sedih seperti anggapan orang lain?

Orang lain boleh mengasihaninya, tapi ia cukup bahagia dengan hidupnya dan bahwa ia tidak harus menjadi orang menyedihkan seperti yang orang lain katakan. Eun Seop mengajarkan pada kita bahwa meskipun masa lalunya menyedihkan tetapi ia tidak perlu hidup menyedihkan seperti yang dibicarakan orang lain.

Omongan orang lain tidak cukup berharga untuk mengacaukan kebahagiaan kita. Cukup asalkan kita merasa bersyukur atas apa yang dimiliki maka tidak perlu peduli omongan orang lain tentang hidup kita.


Ibu Bukan Hanya Orang yang Melahirkanmu

Ibu mungkin hanya dipandang sebagai orang yang melahirkan kita. Pemaknaan ibu sebagai orang yang melahirkan kita itu sungguh mempersempit makna ibu yang sejatinya amat luas. Bahwa ibu bukan hanya mereka yang melahirkan kita, tapi mereka yang bersyukur telah memiliki kita, menyayangi dan menerima kita apa adanya.

Itulah yang ditunjukkan oleh Yun Yeo Jeong -Ibu Eun Seop. Meski tidak melahirkan Eun Seop, namun cinta dan kasih sayangnya melebihi cintanya pada putri kandungnya sendiri. Cinta Ibu Eun Seop ini begitu terasa sepanjang alur cerita. Dari sini kita dapat belajar bahwa meskipun ada ungkapan darah lebih kental daripada air, namun bukan berarti hubungan tanpa ikatan darah tidak kuat.

Ikatan antara Ibu dan Eun Seop sebagai seorang ibu dan anak begitu kuat meskipun tidak pernah diucapkan secara langsung. Karena seperti dibahas sebelumnya, karakter dalam drama ini memiliki kesulitan dalam mengungkapkan perasaannya.


Kebahagiaan Tidak Bertahan Selamanya Tapi Ia Ada

Pada akhirnya pesan terakhir dari drama When the Weather is Fine adalah bahwa kebahagiaan tidak akan dapat dipertahankan selamanya. Bahkan setelah kamu berjuang keras untuk meraihnya, kamu mungkin saja tetap tidak bahagia.

Namun, manusia tidak dapat mengetahui masa depan, jadi selama kita terus menjalani hidup, terus mencoba, maka hari itu akan datang. Hari di mana kita akan bahagia.

Pada akhirnya, manusia harus menjalani hidupnya, berjuang, dan berusaha untuk bahagia bahkan meskipun kebahagian tidak mudah diraih. Namun, saat kita terus melangkah dan bersyukur maka hidup tidak akan menjadi begitu berat dan hari bahagia yang dinanti pun akan datang.