Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

5 Alasan Kenapa Ibu Tidak Ingin Punya Anak Kedua

Infobunda.id- Keengganan untuk memiliki anak kedua bagi seorang ibu bukanlah hal yang aneh. Nyatanya ada cukup banyak ibu tidak ingin punya anak kedua dan memang memilih untuk hanya memiliki satu orang anak saja. 


Ada berbagai alasan yang menjadi pemicu hal tersebut salah satunya adalah trauma pada kehamilan pertamanya. Terlebih bagi para ibu yang mengalami baby blues pasca persalinan kehamilan kedua bisa menjadi momok yang mengerikan.


Andrea Piacquadio/pexels.com


Selain trauma tadi masalah lain seperti kondisi finansial, kesehatan, pengalaman pola asuh dari anak pertama, hingga dimungkinkan sudah menjadi prinsip bersama untuk hanya punya satu anak saja. 


Bagi bunda yang tengah dalam kondisi bimbang apakah ingin menambah momongan atau tidak, tak ada salahnya juga untuk menyimak ulasan lengkap tentang alasan ibu tidak ingin menambah anak.


1. Trauma

Momen persalinan menjadi hal penting bagi wanita namun tak jarang proses melahirkan meninggalkan trauma. Birth trauma atau trauma persalinan akan membuat seorang ibu lelah dan merasa tidak tenang baik secara fisik maupun emosional.


Rasa trauma ini bisa terjadi karena ibu melewati proses persalinan yang traumatis. Perasaan tidak menyenangkan dan menyakitkan selama proses tersebut bahkan bisa jadi masih dirasakan setelah anak dilahirkan.


2. Pembagian pengasuhan anak yang tidak seimbang

Mengurus anak merupakan pekerjaan yang berat meskipun tak bisa dipungkiri membawa kebahagiaan tersendiri. Namun, di masyarakat yang masih kental dengan budaya patriarki, peran pengasuhan cenderung dibebankan sepenuhnya pada istri.


Nah, pembagian pengasuhan anak inilah yang bisa memicu seorang ibu enggan punya anak lagi. Sebab pengalaman mengasuh anak pertama yang hanya dikerjakan olehnya bisa menjadi hal yang kurang menyenangkan.


Dalam arti lain, peran suami sebagai ayah kurang dilakukan dengan maksimal sehingga ibu tidak memiliki support system yang baik dalam proses pengasuhan.


3. Kondisi finansial

Diakui atau tidak kemapanan finansial menjadi hal penting dalam merawat anak. Sehingga ketika kondisi ekonomi keluarga masih sulit atau pas-pasan, maka menambah momongan bukanlah pilihan tepat.


Sebab pepatah banyak anak banyak rezeki tidak bisa ditelan mentah-mentah. Lantaran pada dasarnya untuk bisa membesarkan anak dengan baik dalam arti memenuhi semua kebutuhan pokoknya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. 


Memiliki anak artinya orang tua memikul tanggung jawab untuk bisa merawatnya dengan baik agar bisa tumbuh sehat dan bahagia yang merupakan hak setiap anak.


4. Ingin kembali berkarier

Bagi seorang perempuan, keputusan untuk memiliki anak adalah hal yang besar. Sebab hal itu bisa mempengaruhi kariernya karena tak jarang ada banyak wanita yang harus melepas karier demi merawat anak.


Ketika anak pertama sudah mulai besar dan dapat ditinggal, maka ada kemungkinan ibu ingin melanjutkan karier. Keinginan untuk kembali bekerja bisa jadi alasan seorang ibu tidak ingin punya anak lagi.


5. Merasa belum mampu untuk menambah tanggung jawab

Seperti disebutkan sebelumnya, memiliki anak adalah tanggung jawab. Akan tetapi ada kalanya seorang ibu atau ayah merasa mereka belum mampu untuk menambah tanggung jawab tersebut. Sehingga memilih untuk tidak menambah anak menjadi solusi yang dipilih.


Semua hal tadi menjadi alasan yang memicu mengapa ada ibu yang tidak ingin menambah momongan dan merasa cukup dengan memiliki satu orang anak saja.


Oleh karenanya akan lebih bijak bagi keluarga, teman, atau kenalan untuk tidak terus menanyakan atau memberi saran bagi seorang ibu agar segera menambah anak. 


Terlebih menurut Psikolog Elly Risman, dalam satu keluarga sebaiknya tidak ada dua anak di bawah umur 5 tahun. Artinya jika anak pertama masih berusia di bawah 5 tahun, maka memberikannya adik bukanlah keputusan yang ideal. Sehingga sekali lagi tidak masalah jika bunda tidak ingin menambah momongan atau anak kedua. 


Bunda bisa menikmati waktu dengan anak pertama dan suami, serta membersamai tumbuh kembang anak pertama dengan bahagia.