Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bahaya Aborsi: Lebih dari Sekedar Kehilangan Janin

 

Infobunda.id - Bunda tahu jika kasus aborsi kini bukan lagi hal tabu, karena praktiknya banyak dilakukan dan menjadi fenomena yang cukup tragis jika pelaku aborsi itu adalah perempuan yang tidak mengetahui bahaya dari Aborsi.

Ilustrasi Bahaya Aborsi. (Infobunda/pexels.com)

Aborsi, atau pengguguran kandungan, adalah prosedur medis yang bertujuan untuk mengakhiri kehamilan. Meskipun keputusan untuk melakukan aborsi adalah hal yang sangat pribadi, penting untuk memahami risiko dan komplikasi yang mungkin timbul.

Risiko Kesehatan Jangka Pendek

  • Perdarahan: Salah satu komplikasi paling umum setelah aborsi adalah perdarahan yang berlebihan. Perdarahan yang tidak terkendali dapat menyebabkan anemia bahkan kematian.

  • Infeksi: Infeksi pada rahim, saluran telur, atau organ panggul lainnya dapat terjadi setelah aborsi. Infeksi ini dapat menyebabkan demam, nyeri perut, dan komplikasi serius lainnya.

  • Kerusakan pada organ reproduksi: Alat-alat yang digunakan dalam prosedur aborsi dapat menyebabkan kerusakan pada rahim, leher rahim, atau organ reproduksi lainnya. Kerusakan ini dapat menyebabkan masalah kesuburan di kemudian hari.

  • Aborsi tidak lengkap: Jika tidak semua jaringan kehamilan dikeluarkan dari rahim, dapat terjadi perdarahan yang terus-menerus dan infeksi.

Risiko Kesehatan Jangka Panjang

  • Kehamilan ektopik: Hamil di luar rahim (tuba falopi) merupakan risiko jangka panjang setelah aborsi. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa.

  • Persalinan prematur: Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang pernah melakukan aborsi memiliki risiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur pada kehamilan berikutnya.

  • Plasenta previa: Kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir juga lebih sering terjadi pada wanita yang pernah melakukan aborsi.

  • Solusio plasenta: Terlepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan juga merupakan risiko yang lebih tinggi pada wanita dengan riwayat aborsi.

  • Masalah kesehatan mental: Aborsi dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan, seperti depresi, kecemasan, dan perasaan bersalah.

Risiko Aborsi Ilegal

  • Infeksi yang lebih parah: Aborsi ilegal sering dilakukan tanpa menggunakan alat yang steril dan oleh orang yang tidak memiliki keahlian medis. Hal ini meningkatkan risiko infeksi yang parah, termasuk sepsis.

  • Kerusakan organ dalam: Penggunaan alat yang tidak steril atau teknik yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam lainnya selain organ reproduksi.

  • Kematian: Aborsi ilegal merupakan penyebab utama kematian ibu hamil di beberapa negara.

Pentingnya Konsultasi dengan Dokter

Jika Anda sedang mempertimbangkan aborsi, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memberikan informasi yang lengkap tentang prosedur, risiko, dan alternatif lainnya.

Penting untuk diingat bahwa keputusan untuk melakukan aborsi adalah keputusan yang sangat pribadi dan kompleks. Setiap wanita memiliki situasi yang berbeda, dan tidak ada satu jawaban yang benar untuk semua orang.